Jumat, Maret 14, 2008
Pelatihan BTCLS & Neonatus Resusitasi
Salam semuanya....ada info sedikit buat semuanya...Di Rumah Sakit Umum Otorita Batam(RSOB)akan diadakan pelatihan BTCLS &Neonatus Resusitasi, yang akandilaksanakan tanggal 07 April s/d 10April 2008 yang bertempat di RSOBSekupang.Biayanya Rp.1.750.00,-...lumayan gede sih tapi sebenarnyadengan nilai sertifikat BTCLS yg akankita dapat itu sebanding....Kita sebagai perawat perlu memilikibeberapa sertifikat yang mengakuibahwa kita perawat yangprofesional..seprti sertifikatHiperkes, BTCLS dll.Jika kita inginkerja disuatu perusahaan sebagaimedical service kita harus mempunyaisertifikat hiperkes (ada juga sebagianyg mengharuskan ada sertifikat BTCLS),dan jika kita ingin bekerja diOffshore harus punya dua2nya terutamaBTCLS.kalau di RSOB perawat yang adasertifikat BTCLS itu mendapat pengkatbintang satu (kayak polisi aja adapangkatnya..hehehe...)nah pelatihan nanti akan mendapatkansertifikat BTCLS yang terakreditasiPPNI,kalau kita punya itu cari kerjadi perusahaan sebagai medical servicepasti lebih diutamakan, so bagi teman2se-almamater cepat ikutan pelatihanini karena katanya pesertanyadibatasi..bagi adik2 yang masih kuliah jugaboleh ikutan,memang untuk menunjangkarir kita kadang harus ada pengorbanbiaya dan waktu...saya bukan promosiin kegiatantersebut, tapi memang kita sebagaiperawat harus punya sertifikat iniagar keprofesian kita lebih diakui...itu aja info dari saya semogabermanfaat bagi kawan se-almamater semuanya...
Rabu, Maret 12, 2008
Pencegahan Demam Berdarah dan Malaria
PENCEGAHANTERHADAP PENYAKIT DEMAM BERDARAH DAN MALARIA
Penyakit Malaria dan Demam Berdarah pada dasarnya sama - sama disebabkan oleh gigitan nyamuk. Malaria oleh nyamuk anopeles, sedangkan demam berdarah oleh nyamuk aedes aegypti. Oleh sebab itu mengenai pencegahannya pada umumnya sama.
Apa itu Demam Berdarah ?
Demam berdarah adalah penyakit yang disebarkan oleh virus Dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Demam Berdarah ( Aedes Aegypti ).
Dimana nyamuk demam berdarah biasa berkembang biak ?
Nyamuk demam berdarah biasa berkembang biak di tempat - tempat penampungan air bersih di dalam rumah maupun disekitar lingkungan kita, seperti :
¨ BAB mandi / WC, tempayan, Drum
¨ Tempat minum burung, vas bunga/ pot tanaman air
¨ Kaleng bekas, ban bekas, botol, tempurung kelapa, plastik dan lain - lain yang dibuang di sembarang tempat.
¨ Dan yang perlu diketahui Nyamuk Aides Aegypti ini tidak dapat berkembang biak diselokan, got atau kolam, yang airnya langsung berhubungan dengan tanah.
Apa ciri - ciri nyamuk demam berdarah ?
¨ Nyamuk demam berdarah berwarna hitam dungeon belang - belang putih pada seluruh tubuhnya.
¨ Mampu terbang setinggi 100 M.
¨ Aktif menggigit pada pagi hari sampai sore hari.
¨ Tempat hinggap yang disenangi adalah benda - benda yang tergantung seperti : pakaian, kelambu atau tumbuh - tumbuhan didekat tempat berkembang biaknya. Biasanya ditempat yang agak gelap dan lembab.
¨ Jentik nyamuk selalu bergerak aktif dalam air dari bawah ke atas permukaan air secara berulang - ulang.
Bagaimana gejala awal demam berdarah ?
¨ Mendadak panas tinggi selama 2 sampai 7 hari.
¨ Tampak lemah dan lesu serta timbul bintik - bintik merah pada kulit.
¨ Sering terasa nyeri ulu hati.
Bagaimana gejala lanjut demam berdarah ?
¨ Kadang - kadang terjadi perdarahan di hidung ( mimisan ) dan perdarahan dibawah kulit.
¨ Kadang terjadi muntah atau berak darah.
¨ Bila sungguh parah, penderita tampak gelisah, tangan dan kaki terasa dingin serta berkeringat dan bila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian.
Pertolongan apa yang perlu diberikan bila timbul gejala awal ?
¨ Beri minum sebanyak mungkin.
¨ Kompres agar panasnya turun.
¨ Berikan obat penurun panas, misalnya Paracetamol.
¨ Dan jangan terlambat !
Ø Segera bawa ke Poliklinik, Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Ø Penyakit demam berdarah belum ada obatnya juga vaksin untuk pencegahannya. Satu - satunya cara untuk memberantas penyakit Demam Berdarah ini adalah 3M Plus.
Apa itu 3M Plus ?
3M Plus adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik - jentik nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk demam berdarah dungeon cara :
1. Menguras : tempat - tempat penampungan air seperti : bak mandi / WC, empayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dll, seminggu sekali.
2. Menutup : rapat semua tempat penampungan air seperti ember, genteng, drum dll.
3. Mengubur : semua barang - barang bekas yang ada disekitar / diluar rumah yang dapat menampung air hujan.
PLUS tindakan memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk yaitu :
1. Membunuh jentik nyamuk Demam Berdarah ditempat air yang sulit dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk abate atau Altosid 2 - 3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau 2,5 gram altosid untuk 100 liter air.
Abate dapat diperoleh / dibeli di Puskesmas atau apotik.
2. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
3. Mengusir nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk.
4. Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat gosok ( repelant )
5. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
6. Tidak membiasakan menggantungkan pakaian didalam kamar.
Pengasapan ( Fogging ) hanya dilakukan bila dilokasi ditemukan 3 kasus positif Demam Berdarah dengan radius 100 meter ( 40 rumah ) dan bila didaerah tersebut ditemukan banyak jentik nyamuk Demam berdarah.
Penyakit Malaria dan Demam Berdarah pada dasarnya sama - sama disebabkan oleh gigitan nyamuk. Malaria oleh nyamuk anopeles, sedangkan demam berdarah oleh nyamuk aedes aegypti. Oleh sebab itu mengenai pencegahannya pada umumnya sama.
Apa itu Demam Berdarah ?
Demam berdarah adalah penyakit yang disebarkan oleh virus Dengue dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Demam Berdarah ( Aedes Aegypti ).
Dimana nyamuk demam berdarah biasa berkembang biak ?
Nyamuk demam berdarah biasa berkembang biak di tempat - tempat penampungan air bersih di dalam rumah maupun disekitar lingkungan kita, seperti :
¨ BAB mandi / WC, tempayan, Drum
¨ Tempat minum burung, vas bunga/ pot tanaman air
¨ Kaleng bekas, ban bekas, botol, tempurung kelapa, plastik dan lain - lain yang dibuang di sembarang tempat.
¨ Dan yang perlu diketahui Nyamuk Aides Aegypti ini tidak dapat berkembang biak diselokan, got atau kolam, yang airnya langsung berhubungan dengan tanah.
Apa ciri - ciri nyamuk demam berdarah ?
¨ Nyamuk demam berdarah berwarna hitam dungeon belang - belang putih pada seluruh tubuhnya.
¨ Mampu terbang setinggi 100 M.
¨ Aktif menggigit pada pagi hari sampai sore hari.
¨ Tempat hinggap yang disenangi adalah benda - benda yang tergantung seperti : pakaian, kelambu atau tumbuh - tumbuhan didekat tempat berkembang biaknya. Biasanya ditempat yang agak gelap dan lembab.
¨ Jentik nyamuk selalu bergerak aktif dalam air dari bawah ke atas permukaan air secara berulang - ulang.
Bagaimana gejala awal demam berdarah ?
¨ Mendadak panas tinggi selama 2 sampai 7 hari.
¨ Tampak lemah dan lesu serta timbul bintik - bintik merah pada kulit.
¨ Sering terasa nyeri ulu hati.
Bagaimana gejala lanjut demam berdarah ?
¨ Kadang - kadang terjadi perdarahan di hidung ( mimisan ) dan perdarahan dibawah kulit.
¨ Kadang terjadi muntah atau berak darah.
¨ Bila sungguh parah, penderita tampak gelisah, tangan dan kaki terasa dingin serta berkeringat dan bila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian.
Pertolongan apa yang perlu diberikan bila timbul gejala awal ?
¨ Beri minum sebanyak mungkin.
¨ Kompres agar panasnya turun.
¨ Berikan obat penurun panas, misalnya Paracetamol.
¨ Dan jangan terlambat !
Ø Segera bawa ke Poliklinik, Puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Ø Penyakit demam berdarah belum ada obatnya juga vaksin untuk pencegahannya. Satu - satunya cara untuk memberantas penyakit Demam Berdarah ini adalah 3M Plus.
Apa itu 3M Plus ?
3M Plus adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik - jentik nyamuk dan menghindari gigitan nyamuk demam berdarah dungeon cara :
1. Menguras : tempat - tempat penampungan air seperti : bak mandi / WC, empayan, ember, vas bunga, tempat minum burung dll, seminggu sekali.
2. Menutup : rapat semua tempat penampungan air seperti ember, genteng, drum dll.
3. Mengubur : semua barang - barang bekas yang ada disekitar / diluar rumah yang dapat menampung air hujan.
PLUS tindakan memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk yaitu :
1. Membunuh jentik nyamuk Demam Berdarah ditempat air yang sulit dikuras atau sulit air dengan menaburkan bubuk abate atau Altosid 2 - 3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 10 liter air atau 2,5 gram altosid untuk 100 liter air.
Abate dapat diperoleh / dibeli di Puskesmas atau apotik.
2. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
3. Mengusir nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk.
4. Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat gosok ( repelant )
5. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
6. Tidak membiasakan menggantungkan pakaian didalam kamar.
Pengasapan ( Fogging ) hanya dilakukan bila dilokasi ditemukan 3 kasus positif Demam Berdarah dengan radius 100 meter ( 40 rumah ) dan bila didaerah tersebut ditemukan banyak jentik nyamuk Demam berdarah.
Selasa, Maret 11, 2008
Penyakit Akibat Kerja Di Perusahaan
PENDAHULUAN
Di Perusahaan yang bekerja dengan menggunakan bahan kimia ancaman potensial terhadap kesehatan kerja, produktifitas dan efisiensi pekerja karena terpapar terhadap gas, uap dan bahan kimia masih belum diperhatikan. Sampai saat ini tidak semua jajaran manajemen Perusahaan memahami secara komprehensif efek total yang terjadi pada manusia dan tetap saja pekerja tersebut terpapar dan terkena penyakit akibat kerja ( PAK ).
Pemaparan ( kontaminasi ) terhadap bahan kimia yang menguap sepanjang hidup dari mulai masa konsepsi sampai kematian, sebagai contoh penghisapan uap bahan kimia dari seorang Pekerja yang bekerja di bagian pengelasan/ welder/solder, pengecatan/ painting, warehouse, operator fotocopy, bagian pengisian BBM, di suatu Apotik, Laboratorium di Rumah Sakit dan lain sebagainya.
Kapan dimulainya pemaparan tersebut ?, pemaparan mulai terjadi di lingkungan kerja tersebut diatas, misalnya menghisap bahan kimia koran yang baru tercetak, chip komputer, bahan kimia organik dan anorganik, dikantor, pembersih ketikan, desktop, pestiside, penyemprot nyamuk, hasil sampingan pengelasan ( welding ) cat, thinner. Akan memberikan efek pemaparan mulai dari bau yang merisaukan sampai konsentrasi yang mematikan.
Banyak sekali kombinasi bahan kimia, dengan konsentrasi, lamanya pemaparan, interaksi gas, uap dan bahan kimia terhadap kesehatan dan usia pekerja. Sulit sekali untuk menjeneralisasi efek pemaparan terhadap seseorang. Masalah utama adalah bukan besarnya efek pemaparan tersebut tetapi bagaimana kemampuan kita untuk menentukan efek mana yang berbahaya dan seberapa besar konsentrasinya.
FAKTOR- FAKTOR KRITIS PEMAPARAN
1. Metode penggunaan bahan tersebut dan potensi pemaparan
Faktor terpenting pada potensi pemaparan adalah bagaimana bahan tersebut digunakan dan bagaimana mengontrolnya ( baik enjinering/ teknis tau perlengkapan proteksi personal )
Contoh : pekerja tukang cat di Perusahaan terpapar bahan kimia cat dan thinner berupa zat aktif Isocyanat, hexavalent chromium sebagai zat karsinogenik. Cat semprot dari bahan zat
Organik dimethyl sulfoxida tidak begitu berbahaya, tetapi dapat menjadi alat transpor Bahan toksik lain di dalam tubuh.
2. Suhu – Volatilitas
Tekanan uap ( vapor pressure ) bahan kimia berbanding langsung dengan suhu
Contoh : - Methyl ethyl ketone ( MEK )
- Tekanan uap 100 mmHg pada suhu 25 C
- 400 mmHg pada suhu 60 C
- Acetone
Bila suhu lebih rendah , lebih kecil potensi pemaparannya.
3. Konsentrasi :
q Efek konsentrasi secara kinetik kimiawi, kecepatan reaksi
q Nitric oxide ( N0, TLV 25 ppm ) pada konsentrasi tinggi cepat bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan nitrogen dioxide ( N02, TLV 3 ppm ) pada konsentrasi rendah, lambat bereaksi.
4. Reaktifitas
q Reaktifitas kimia mempercepat atau memperlambat potensi efek toksik terhadap kesehatan
5. Pedoman pemaparan
q Threshold Limit Value ( TLV )
Adalah konsentrasi di udara yang dipercaya bila pekerja terpapar berulang- ulang dari hari ke hari tanpa efek samping.
FAKTOR PELARUT ( SOLVENT )
Zat / bahan yang digunakan untuk melarutkan zat / bahan lain.
Larutan adalah campuran dua atau lebih zat yang mempunyai kemampuan fisik dan kimiawi yang uniform.
q Larutan terdiri dari : a. pelarut ( solvent ), b. zat terlarut ( solute )
q Pelarut ( solvent ) terdiri dari 2 macam :
1. Sistem aqueous
Sistem aqueous berbasis air
Contoh : larutan asam, basa, detergent, larut dalam air
2. Sistem organik
Contoh : alifatik, cyclic, aromatic, halogenated, hydrocarbon, ketone, ester, alkohol, eter
q Gas :
1. Cryogenic, frostbyte e.g argon, helium, neon
2. Simple asphyxiants
Gas innert melarutkan atau menggeser oksigen. Nitrous oxide, xenon, fat soluble
3. Chemical asphyxiants
Contoh gas : CO, HCN, H2S
BAHAN KIMIA YANG MUDAH TERBAKAR
Efek Fisiologis
q Sistim Aqueous : Efek iritasi pada eksposur lama – Bronchitis
Contact dermatitis
q Sistim Organik : Efek terhadap sistim saraf pusat
Narkosis sampai meninggal
Respiratory arrest
Patofisiologi
q Kulit berfungsi melindungi tubuh terhadap bakteri, sinar matahari, menghindari trauma alat dan hilangnya cairan
q Regulasi suhu melalui kelenjar keringat
10 ( SEPULUH ) PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Penyakit Paru
q Asbestosis, silicosis
q Byssinosis, cal worker pneumoconiosis
q Kanker, asthma
2. Trauma Muskuloskeletal
q LBP – Low Back Pain
q Tubuh, ekstremitas, leher
q Raynaud’s phenomenon
3. Kanker – ( selain Paru )
q Leukemia
q Mesothelioma
q Vesica urinaria
q Hidung
q Hati
4. Trauma berat
q Amputasi
q Patah tulang, hilang mata, benda asing di cornea
q Laserasi, trauma kepala, trauma thorax
5. Penyakit Kardiovaskuler
q Hipertensi
q Coronary Heart Disease
q Acute Myocardial Infarct
6. Gangguan Reproduksi
q Infertil
q Abortus
q Teratogenesis
q Toxoplasmosis
7. Gangguan saraf
q Neuropati perifer, ensephalitis, psikosis, perubahan kepribadian, toksik
8. Gangguan Pendengaran
q Kehilangan pendengaran
q Barotraumatik
9. Kulit
q Dermatitis
q Luka Bakar
q Kontusio / abrasi
10. Psikologi
q Neurosis
q Gangguan kepribadian
q Alkoholisme
q Ketergantungan obat / ketagihan obat
5 ( Lima ) Katagori PAK pada Kulit
q Kimiawi
q Mekanik
q Fisik
q Biologik
q Botanik
Penyebab Kimia – PAK Kulit
EVALUASI HAZARDS
Prosedur evaluasi tergantung pada faktor – faktor sebagai berikut :
q Toksisitas zat
q Konsentrasi
q Cara penggunaan
q Lama eksposur
q Sistim kontrol yang ada dan efektifitasnya
q Kepekaan
KONTROL HAZARDS
q Tanggung jawab bidang occupational health and safety ( OHS )/ K3
q Proses kontrol, pemilihan kimiawi
q Rekayasa kontrol, misalnya ventilasi
q Personal protective equipment ( PPE ) atau Alat Pelindung Diri ( APD )
q Sarung Tangan
q Standard Operating Prosedur ( SOP )/ dokumen tertulis
KESIMPULAN
PAK yang disebabkan bahan kimia tergantung beberapa faktor kritis termasuk bahan yang dipergunakan dan kontrol apa yang dikerjakan ( rekayasa – PPE / APD ), tempat, suhu, volatilitas, konsentrasi dan reaktifitas. Beberapa pedoman dibicarakan, dimana pelarut diklasifikasikan sistim aqueous dan organik, efek fisiologik sistim aqueuos dan organik telah di bahas dengan 10 pola penyakit PAK terbanyak dengan fokus efek dermatologik kimiawi. Selain itu potensi hazards, evaluasi dan kontrol telah dibicarakan dalam tulisan ini.
________________________________________________________________________________
KEPUSTAKAAN
1. American Industrial Hygiene Association, American National Standard for Laboratory
Ventilation. ANSI / AIHA Z95 – 1992. Fairfax., VA : AIHA. 1993.
2. Bretherick L. Handbook of Reactive Chemical Hazards, 3 ed. London : Butterworths, 1995
3. Cralley LV. Cralley IJ, eds. Industrial Hygiene Aspects of Plan Operations. Vol 3. New York
Macmilan, 1986
4. Dean JA. Lange’s Handbook of Chemistry. 14 ed. New York ; Mc Graw – Hill, 1992
5. Ericson Paul A. Laboratory Health and Safety. APO, 2000
Di Perusahaan yang bekerja dengan menggunakan bahan kimia ancaman potensial terhadap kesehatan kerja, produktifitas dan efisiensi pekerja karena terpapar terhadap gas, uap dan bahan kimia masih belum diperhatikan. Sampai saat ini tidak semua jajaran manajemen Perusahaan memahami secara komprehensif efek total yang terjadi pada manusia dan tetap saja pekerja tersebut terpapar dan terkena penyakit akibat kerja ( PAK ).
Pemaparan ( kontaminasi ) terhadap bahan kimia yang menguap sepanjang hidup dari mulai masa konsepsi sampai kematian, sebagai contoh penghisapan uap bahan kimia dari seorang Pekerja yang bekerja di bagian pengelasan/ welder/solder, pengecatan/ painting, warehouse, operator fotocopy, bagian pengisian BBM, di suatu Apotik, Laboratorium di Rumah Sakit dan lain sebagainya.
Kapan dimulainya pemaparan tersebut ?, pemaparan mulai terjadi di lingkungan kerja tersebut diatas, misalnya menghisap bahan kimia koran yang baru tercetak, chip komputer, bahan kimia organik dan anorganik, dikantor, pembersih ketikan, desktop, pestiside, penyemprot nyamuk, hasil sampingan pengelasan ( welding ) cat, thinner. Akan memberikan efek pemaparan mulai dari bau yang merisaukan sampai konsentrasi yang mematikan.
Banyak sekali kombinasi bahan kimia, dengan konsentrasi, lamanya pemaparan, interaksi gas, uap dan bahan kimia terhadap kesehatan dan usia pekerja. Sulit sekali untuk menjeneralisasi efek pemaparan terhadap seseorang. Masalah utama adalah bukan besarnya efek pemaparan tersebut tetapi bagaimana kemampuan kita untuk menentukan efek mana yang berbahaya dan seberapa besar konsentrasinya.
FAKTOR- FAKTOR KRITIS PEMAPARAN
1. Metode penggunaan bahan tersebut dan potensi pemaparan
Faktor terpenting pada potensi pemaparan adalah bagaimana bahan tersebut digunakan dan bagaimana mengontrolnya ( baik enjinering/ teknis tau perlengkapan proteksi personal )
Contoh : pekerja tukang cat di Perusahaan terpapar bahan kimia cat dan thinner berupa zat aktif Isocyanat, hexavalent chromium sebagai zat karsinogenik. Cat semprot dari bahan zat
Organik dimethyl sulfoxida tidak begitu berbahaya, tetapi dapat menjadi alat transpor Bahan toksik lain di dalam tubuh.
2. Suhu – Volatilitas
Tekanan uap ( vapor pressure ) bahan kimia berbanding langsung dengan suhu
Contoh : - Methyl ethyl ketone ( MEK )
- Tekanan uap 100 mmHg pada suhu 25 C
- 400 mmHg pada suhu 60 C
- Acetone
Bila suhu lebih rendah , lebih kecil potensi pemaparannya.
3. Konsentrasi :
q Efek konsentrasi secara kinetik kimiawi, kecepatan reaksi
q Nitric oxide ( N0, TLV 25 ppm ) pada konsentrasi tinggi cepat bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan nitrogen dioxide ( N02, TLV 3 ppm ) pada konsentrasi rendah, lambat bereaksi.
4. Reaktifitas
q Reaktifitas kimia mempercepat atau memperlambat potensi efek toksik terhadap kesehatan
5. Pedoman pemaparan
q Threshold Limit Value ( TLV )
Adalah konsentrasi di udara yang dipercaya bila pekerja terpapar berulang- ulang dari hari ke hari tanpa efek samping.
FAKTOR PELARUT ( SOLVENT )
Zat / bahan yang digunakan untuk melarutkan zat / bahan lain.
Larutan adalah campuran dua atau lebih zat yang mempunyai kemampuan fisik dan kimiawi yang uniform.
q Larutan terdiri dari : a. pelarut ( solvent ), b. zat terlarut ( solute )
q Pelarut ( solvent ) terdiri dari 2 macam :
1. Sistem aqueous
Sistem aqueous berbasis air
Contoh : larutan asam, basa, detergent, larut dalam air
2. Sistem organik
Contoh : alifatik, cyclic, aromatic, halogenated, hydrocarbon, ketone, ester, alkohol, eter
q Gas :
1. Cryogenic, frostbyte e.g argon, helium, neon
2. Simple asphyxiants
Gas innert melarutkan atau menggeser oksigen. Nitrous oxide, xenon, fat soluble
3. Chemical asphyxiants
Contoh gas : CO, HCN, H2S
BAHAN KIMIA YANG MUDAH TERBAKAR
Efek Fisiologis
q Sistim Aqueous : Efek iritasi pada eksposur lama – Bronchitis
Contact dermatitis
q Sistim Organik : Efek terhadap sistim saraf pusat
Narkosis sampai meninggal
Respiratory arrest
Patofisiologi
q Kulit berfungsi melindungi tubuh terhadap bakteri, sinar matahari, menghindari trauma alat dan hilangnya cairan
q Regulasi suhu melalui kelenjar keringat
10 ( SEPULUH ) PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Penyakit Paru
q Asbestosis, silicosis
q Byssinosis, cal worker pneumoconiosis
q Kanker, asthma
2. Trauma Muskuloskeletal
q LBP – Low Back Pain
q Tubuh, ekstremitas, leher
q Raynaud’s phenomenon
3. Kanker – ( selain Paru )
q Leukemia
q Mesothelioma
q Vesica urinaria
q Hidung
q Hati
4. Trauma berat
q Amputasi
q Patah tulang, hilang mata, benda asing di cornea
q Laserasi, trauma kepala, trauma thorax
5. Penyakit Kardiovaskuler
q Hipertensi
q Coronary Heart Disease
q Acute Myocardial Infarct
6. Gangguan Reproduksi
q Infertil
q Abortus
q Teratogenesis
q Toxoplasmosis
7. Gangguan saraf
q Neuropati perifer, ensephalitis, psikosis, perubahan kepribadian, toksik
8. Gangguan Pendengaran
q Kehilangan pendengaran
q Barotraumatik
9. Kulit
q Dermatitis
q Luka Bakar
q Kontusio / abrasi
10. Psikologi
q Neurosis
q Gangguan kepribadian
q Alkoholisme
q Ketergantungan obat / ketagihan obat
5 ( Lima ) Katagori PAK pada Kulit
q Kimiawi
q Mekanik
q Fisik
q Biologik
q Botanik
Penyebab Kimia – PAK Kulit
EVALUASI HAZARDS
Prosedur evaluasi tergantung pada faktor – faktor sebagai berikut :
q Toksisitas zat
q Konsentrasi
q Cara penggunaan
q Lama eksposur
q Sistim kontrol yang ada dan efektifitasnya
q Kepekaan
KONTROL HAZARDS
q Tanggung jawab bidang occupational health and safety ( OHS )/ K3
q Proses kontrol, pemilihan kimiawi
q Rekayasa kontrol, misalnya ventilasi
q Personal protective equipment ( PPE ) atau Alat Pelindung Diri ( APD )
q Sarung Tangan
q Standard Operating Prosedur ( SOP )/ dokumen tertulis
KESIMPULAN
PAK yang disebabkan bahan kimia tergantung beberapa faktor kritis termasuk bahan yang dipergunakan dan kontrol apa yang dikerjakan ( rekayasa – PPE / APD ), tempat, suhu, volatilitas, konsentrasi dan reaktifitas. Beberapa pedoman dibicarakan, dimana pelarut diklasifikasikan sistim aqueous dan organik, efek fisiologik sistim aqueuos dan organik telah di bahas dengan 10 pola penyakit PAK terbanyak dengan fokus efek dermatologik kimiawi. Selain itu potensi hazards, evaluasi dan kontrol telah dibicarakan dalam tulisan ini.
________________________________________________________________________________
KEPUSTAKAAN
1. American Industrial Hygiene Association, American National Standard for Laboratory
Ventilation. ANSI / AIHA Z95 – 1992. Fairfax., VA : AIHA. 1993.
2. Bretherick L. Handbook of Reactive Chemical Hazards, 3 ed. London : Butterworths, 1995
3. Cralley LV. Cralley IJ, eds. Industrial Hygiene Aspects of Plan Operations. Vol 3. New York
Macmilan, 1986
4. Dean JA. Lange’s Handbook of Chemistry. 14 ed. New York ; Mc Graw – Hill, 1992
5. Ericson Paul A. Laboratory Health and Safety. APO, 2000
Langganan:
Postingan (Atom)