Selasa, Maret 11, 2008

Penyakit Akibat Kerja Di Perusahaan

PENDAHULUAN

Di Perusahaan yang bekerja dengan menggunakan bahan kimia ancaman potensial terhadap kesehatan kerja, produktifitas dan efisiensi pekerja karena terpapar terhadap gas, uap dan bahan kimia masih belum diperhatikan. Sampai saat ini tidak semua jajaran manajemen Perusahaan memahami secara komprehensif efek total yang terjadi pada manusia dan tetap saja pekerja tersebut terpapar dan terkena penyakit akibat kerja ( PAK ).

Pemaparan ( kontaminasi ) terhadap bahan kimia yang menguap sepanjang hidup dari mulai masa konsepsi sampai kematian, sebagai contoh penghisapan uap bahan kimia dari seorang Pekerja yang bekerja di bagian pengelasan/ welder/solder, pengecatan/ painting, warehouse, operator fotocopy, bagian pengisian BBM, di suatu Apotik, Laboratorium di Rumah Sakit dan lain sebagainya.

Kapan dimulainya pemaparan tersebut ?, pemaparan mulai terjadi di lingkungan kerja tersebut diatas, misalnya menghisap bahan kimia koran yang baru tercetak, chip komputer, bahan kimia organik dan anorganik, dikantor, pembersih ketikan, desktop, pestiside, penyemprot nyamuk, hasil sampingan pengelasan ( welding ) cat, thinner. Akan memberikan efek pemaparan mulai dari bau yang merisaukan sampai konsentrasi yang mematikan.

Banyak sekali kombinasi bahan kimia, dengan konsentrasi, lamanya pemaparan, interaksi gas, uap dan bahan kimia terhadap kesehatan dan usia pekerja. Sulit sekali untuk menjeneralisasi efek pemaparan terhadap seseorang. Masalah utama adalah bukan besarnya efek pemaparan tersebut tetapi bagaimana kemampuan kita untuk menentukan efek mana yang berbahaya dan seberapa besar konsentrasinya.

FAKTOR- FAKTOR KRITIS PEMAPARAN

1. Metode penggunaan bahan tersebut dan potensi pemaparan
Faktor terpenting pada potensi pemaparan adalah bagaimana bahan tersebut digunakan dan bagaimana mengontrolnya ( baik enjinering/ teknis tau perlengkapan proteksi personal )
Contoh : pekerja tukang cat di Perusahaan terpapar bahan kimia cat dan thinner berupa zat aktif Isocyanat, hexavalent chromium sebagai zat karsinogenik. Cat semprot dari bahan zat
Organik dimethyl sulfoxida tidak begitu berbahaya, tetapi dapat menjadi alat transpor Bahan toksik lain di dalam tubuh.

2. Suhu – Volatilitas
Tekanan uap ( vapor pressure ) bahan kimia berbanding langsung dengan suhu
Contoh : - Methyl ethyl ketone ( MEK )
- Tekanan uap 100 mmHg pada suhu 25 C
- 400 mmHg pada suhu 60 C
- Acetone
Bila suhu lebih rendah , lebih kecil potensi pemaparannya.




3. Konsentrasi :
q Efek konsentrasi secara kinetik kimiawi, kecepatan reaksi
q Nitric oxide ( N0, TLV 25 ppm ) pada konsentrasi tinggi cepat bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan nitrogen dioxide ( N02, TLV 3 ppm ) pada konsentrasi rendah, lambat bereaksi.

4. Reaktifitas
q Reaktifitas kimia mempercepat atau memperlambat potensi efek toksik terhadap kesehatan

5. Pedoman pemaparan
q Threshold Limit Value ( TLV )
Adalah konsentrasi di udara yang dipercaya bila pekerja terpapar berulang- ulang dari hari ke hari tanpa efek samping.

FAKTOR PELARUT ( SOLVENT )

Zat / bahan yang digunakan untuk melarutkan zat / bahan lain.
Larutan adalah campuran dua atau lebih zat yang mempunyai kemampuan fisik dan kimiawi yang uniform.
q Larutan terdiri dari : a. pelarut ( solvent ), b. zat terlarut ( solute )
q Pelarut ( solvent ) terdiri dari 2 macam :

1. Sistem aqueous
Sistem aqueous berbasis air
Contoh : larutan asam, basa, detergent, larut dalam air

2. Sistem organik
Contoh : alifatik, cyclic, aromatic, halogenated, hydrocarbon, ketone, ester, alkohol, eter
q Gas :
1. Cryogenic, frostbyte e.g argon, helium, neon
2. Simple asphyxiants
Gas innert melarutkan atau menggeser oksigen. Nitrous oxide, xenon, fat soluble
3. Chemical asphyxiants
Contoh gas : CO, HCN, H2S

BAHAN KIMIA YANG MUDAH TERBAKAR

Efek Fisiologis

q Sistim Aqueous : Efek iritasi pada eksposur lama – Bronchitis
Contact dermatitis

q Sistim Organik : Efek terhadap sistim saraf pusat
Narkosis sampai meninggal
Respiratory arrest


Patofisiologi

q Kulit berfungsi melindungi tubuh terhadap bakteri, sinar matahari, menghindari trauma alat dan hilangnya cairan
q Regulasi suhu melalui kelenjar keringat

10 ( SEPULUH ) PENYAKIT AKIBAT KERJA

1. Penyakit Paru
q Asbestosis, silicosis
q Byssinosis, cal worker pneumoconiosis
q Kanker, asthma

2. Trauma Muskuloskeletal
q LBP – Low Back Pain
q Tubuh, ekstremitas, leher
q Raynaud’s phenomenon

3. Kanker – ( selain Paru )
q Leukemia
q Mesothelioma
q Vesica urinaria
q Hidung
q Hati

4. Trauma berat
q Amputasi
q Patah tulang, hilang mata, benda asing di cornea
q Laserasi, trauma kepala, trauma thorax

5. Penyakit Kardiovaskuler
q Hipertensi
q Coronary Heart Disease
q Acute Myocardial Infarct

6. Gangguan Reproduksi
q Infertil
q Abortus
q Teratogenesis
q Toxoplasmosis

7. Gangguan saraf
q Neuropati perifer, ensephalitis, psikosis, perubahan kepribadian, toksik

8. Gangguan Pendengaran
q Kehilangan pendengaran
q Barotraumatik

9. Kulit
q Dermatitis
q Luka Bakar
q Kontusio / abrasi

10. Psikologi
q Neurosis
q Gangguan kepribadian
q Alkoholisme
q Ketergantungan obat / ketagihan obat

5 ( Lima ) Katagori PAK pada Kulit

q Kimiawi
q Mekanik
q Fisik
q Biologik
q Botanik

Penyebab Kimia – PAK Kulit

EVALUASI HAZARDS

Prosedur evaluasi tergantung pada faktor – faktor sebagai berikut :
q Toksisitas zat
q Konsentrasi
q Cara penggunaan
q Lama eksposur
q Sistim kontrol yang ada dan efektifitasnya
q Kepekaan

KONTROL HAZARDS

q Tanggung jawab bidang occupational health and safety ( OHS )/ K3
q Proses kontrol, pemilihan kimiawi
q Rekayasa kontrol, misalnya ventilasi
q Personal protective equipment ( PPE ) atau Alat Pelindung Diri ( APD )
q Sarung Tangan
q Standard Operating Prosedur ( SOP )/ dokumen tertulis

KESIMPULAN

PAK yang disebabkan bahan kimia tergantung beberapa faktor kritis termasuk bahan yang dipergunakan dan kontrol apa yang dikerjakan ( rekayasa – PPE / APD ), tempat, suhu, volatilitas, konsentrasi dan reaktifitas. Beberapa pedoman dibicarakan, dimana pelarut diklasifikasikan sistim aqueous dan organik, efek fisiologik sistim aqueuos dan organik telah di bahas dengan 10 pola penyakit PAK terbanyak dengan fokus efek dermatologik kimiawi. Selain itu potensi hazards, evaluasi dan kontrol telah dibicarakan dalam tulisan ini.

________________________________________________________________________________


KEPUSTAKAAN


1. American Industrial Hygiene Association, American National Standard for Laboratory
Ventilation. ANSI / AIHA Z95 – 1992. Fairfax., VA : AIHA. 1993.

2. Bretherick L. Handbook of Reactive Chemical Hazards, 3 ed. London : Butterworths, 1995

3. Cralley LV. Cralley IJ, eds. Industrial Hygiene Aspects of Plan Operations. Vol 3. New York
Macmilan, 1986

4. Dean JA. Lange’s Handbook of Chemistry. 14 ed. New York ; Mc Graw – Hill, 1992

5. Ericson Paul A. Laboratory Health and Safety. APO, 2000

Tidak ada komentar: