- REFERENSE AVIAN INFLUENZA A ( H5NI ) DI INDONESIA
I. PENGERTIAN
Flu burung ( avian influenza ) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas.
Virus influenza terdiri dari beberapa tipe, antara lain tipe A, tipe B dan tipe C. Influenza tipe A terdiri dari beberapa starin, antara lain HINI dan lain - lain.
Influenza A ( H5NI ) merupakan penyebab wabah flu burung di Hongkong, Vietnam, Thailand dan Jepang. Di Vietnam dan Thailand juga menyerang pada manusia dengan 8 kasus diantaranya meninggal.
II. DEFENISI KASUS
1. Suspek Flu burung
Seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam ( temp > 38 oC ) batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan salah satu keadaan :
a. seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit klb flu burung atau
b. kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dengan masa penularan atau
c. bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung
2 Kasus probable
Kasus suspek disertai salah satu keadaan
a. bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A ( H5NI ), missal : Tes HI yang menggunakan antigen H5NI, atau
b. dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonia / gagal pernafasan / meninggal, atau
c. terbukti tidak terdapat penyebab lain
3. kasus konfirmasi
a. kultur virus influenza H5NI positif, atau
b. PCR influenza ( H5 ) positif atau
c. Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali
III. GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang ditemui adalah gejala seperti flu pada umumnya, yaitu demam, sakit tenggorokan, batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan terjadinya peradangan diparu - paru ( pneumonia ), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian.
IV. ETIOLOGI
Saat ini strain yang paling virulen yang menyebabkan flu burung adalah strain H5NI. Dari hasil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit ( oleh influenza A H5NI ) dapat mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 oC dan lebih dari 30 hari pada 0 oC. Didalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60 oC selama 30 menit.
V. MASA INKUBASI
Masa inkubasi virus influenza ini adalah 1 - 3 hari
VI. SUMBER DAN CARA PENULARAN
Flu burung ( H5NI ) dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dengan kematian yang tinggi. Bahkan dapat menyebar antar peternakan dari suatu daerah ke daerah lain. Penyakit ini dapat juga menyerang manusia. Penularannya melaui udara yang tercemar virus tersebut yang berasal dari tinja atau sekreta unggas yang menderita sakit flu tersebut.
Belum ada bukti terjadinya penularan dari manusia ke manusia. Dan belum terbukti adanya penularan pada manusia melalui daging yang dikonsumsi. Orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung ( H5NI )ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas.
VII. PENYEBARAN
Flu burung telah menyebar diberbagai belahan dunia, antara lain :
¨ Tahun 1997, Avian Influenza A ( H5NI ) menyerang ayam dan manusia di Hongkong. Ini adalah pertama kali terjadinya penularan langsung dari unggas ke manusia, dengan 18 orang dirawat di rumah sakit dan 6 orang diantaranya meninggal.
¨Tahun 1999, kasus Avian Influenza A ( H9N2 ) terjadi pada 2 anak tanpa kematian di Hongkong.
¨Tahun 2003 ;
§ Ditemukan 2 kasus di Hongkong dungeon satu diantaranya meninggal. Kedua kasus ini mempunyai riwayat perjalanan dari Cina. Virus yang ditemukan adalah Avian Influenza A ( H5NI )
§ Ditemukan 83 kasus pada pekerja peternakan di Netherland, termasuk keluarganya dengan satu diantaranya meninggal. Virus yang ditemukan adalah Avian Influenza A ( H7N7 ).
§ Ditemukan seorang anak tanpa kematian di Hongkong Virus yang ditemukan Avian Influenza A ( H9N2 ).
¨ Tahun 2004 ;
Ditemukan 8 kasus dungeon 6 kematian di Vietnam dan 3 kasus dungeon 2 kematian di Thailand. Virus yang ditemukan Avian Influenza A ( H5NI ).
¨ Hingga tanggal 28 Januari 2004, di Indonesia belum ditemukan kasus flu burung ( H5NI ) yang menyerang manusia.
VIII.UPAYA PENCEGAHAN
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan secret unggas, dengan tindakan sebagai berikut :
1) Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung ( masker, kaca mata renang )
2) Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik ( ditanam / di bakar ) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.
3) Alat - alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan disenfektan
4) Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
5) Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80 oC selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64 oC selama 5 menit
6) Melaksanakan kebersihan lingkungan
7) Melakukan kebersihan diri.
TINDAKAN KEWASPADAAN ( PRECAUTIONS ) YANG PERLU DILAKUKAN OLEH PETUGAS LINI DEPAN
Pasien dengan flu burung bisa datang ketempat pelayanan pada tahapan yang berbeda
¨ Ketika kemungkinan penularan tinggi, atau
¨ Sebelum penyebab penyakit spesifik diketahui
Karena petugas kesehatan tidak selalu dapat mengetahui apakah pasien dalam keadaan infeksius atau tidak, maka Kewaspadaan Standart perlu diterapkan terhadap semua pasien yang datang. Semua petugas ( dokter, perawat, bidan dan tenaga penunjang lainnya )khususnya yang bertugas di ruang Triase harus melaksanakan :
Ø Mencuci tangan untuk mencegah penularan dari orang ke orang atau dari bahan terkontaminasi ke orang ( uraian rinci lihat Annex 1 )
Ø Memakai Alat Perlindungan Perorangan ( APP ) - uraian rinci lihat Annex 2 :
¨ Memakai sarung tangan sebelum menyentuh :
§ Segala sesuatu yang basah seperti kulit Luka, selaput lendir, darah dan cairan tubuh lain, atau
§ Instrumen yang kotor, bahan sampah terkontaminasi, atau
§ Sebelum melakukan prosedur infasif
¨ Menggunakan Masker dan respirator / N95
¨ Memakai APP lain ( kaca pelindung, gaun, apron ) bila mungkin terjadi cipratan cairan tubuh ( sekresi dan ekskresi )
Ø Memakai prosedur yang direkomendasikan untuk memproses instrumen, sarung tangan dan item lain pasca pakai dungeon melakukan dekontaminasi, mencuci bersih, sebelum sterilisasi atau DTT ( desinfeksi tingkat tinggi ). Uraian rinci lihat Annex 3.
Ø Membuang bahan sampah terkontaminasi secara aman untuk melindungi petugas kebersihan dan mencegah timbulnya luka atau penyebaran infeksi ke masyarakat.
Urain rinci Annex 4.
MANAJEMEN KASUS SUSPEK ATAU PROBABLE FLU BURUNG
Fasilitas pelayanan kesehatan lini depan kemungkinan akan menerima pasien yang termasuk dalam salah satu kategori berikut ini :
a. Pasien menunjukkan gejala mirip dengan gejala awal flu burung tetapi tidak memenuhi kreteria kasus suspek flu burung
b. Pasien yang memenuhi kriteria kasus suspek flu burung
c. Pasien yang memenuhi kriteria kasus probable flu burung dalam menangani kasus tersebut fasilitas kesehatan lini depan perlu mempersiapkan Ruang Triase dan Prosedur Transfer pasien ke RS rujukan.
1. Ruang Triase
¨ Ruang triase adalah ruang secara khusus di persiapkan untuk di persiapkan untuk menerima dan menangani kasus suspec atau probable flu burung. Di unit ini lini depan ruang ini dapat juga berpungsi sebagai ruang tunggu sebelum kasus tersbut di pidahkan kerumah sakit rujukan. Untuk rumah sakit rujukan,ruang ini berpungsi untuk isolasi sementara sebelum pasien di kirim kan ke ruang isolasi di RS.
¨ Prinsip kewaspadaan standar harus harus secara ketat di laksanakan di laksanakan di ruang triase mengingat besarnya potensi penularan bagi petuga
¨ Karakteristik ruang triase.
a. jumlah petugas harus seminimal mungkin.harus tersedia daftar yang bertugas yang selalu di perbaharui / update setiap penggantian shift ini termasuk nama dokter yang terlibat.
b. Tersedia alat perlindungan perorangan yang dapat segera digunakan bila diperlukan.
c. Ruangan mudah dibersihkan / di dekontaminasi termasuk perabotan yang digunakan.
d. Tersedia wadah atau ember plastik tertutup untuk dekontaminasi sarung tangan dan peralatan.
e. Tersedia wadah anti bocor untuk pembuangan sampah / limbah.
f. Tersedia fasilitas cuci tangan dan pengering ( lebih disukai kertas tisu sekali pakai )
g. Tersedia cairan untuk dekontaminasi ( klorin 0,5% yang baru, alcohol )
h. Tanda larangan pasien meludah atau membuang dahak kelantai.
¨Prosedur diruang Triase
Bila hasil pengisian daftar tilik sampai pada kesimpulan bahwa pasien termasuk dalam kategori kasus suspek atau probable flu burung maka pasien perlu ditransfer, lakukanlah hal - hal berikut :
Sebelum Transfer
1)Beritahu kepada pasien dan keluarganya tentang kondisi pasien secara sopan dan memberikan dukungan.
2)Berikan Masker respirator kepada pasien, petugas kesehatan juga harus memakai masker. Bila pasien mengalami kesulitan bernafas dungeon masker, petugas dan anggota keluarga harus memakai masker.
3)Sedapat mungkin ambil jarak lebih dari 1 meter dari pasien. Minta keluarga untuk melakukan hal serupa
4)Bila kondisi pasien mengharuskan di lakukan prosedur tertentu, petugas harus menggunakan alat perlindungan peroangan secara lengkap.
5)Sambil menunggu proses teransper,petugas harus melakukan :
a. Mengidentipikasi orang - orang yang melakukan kontak erat dungeon pasien lihat depeinisi kontak erat )
b. Menghubungi tim infeksi di rumah sakit terdekat yang ditunjuk untuk menangani flu burung dan memberitahukan transfer pasien.
c. Mempersiapkan transfer dungeon bekerjasama dungeon tim ambulans yang ditunjuk maupun anggota keluarga ( lihat transportasi ).
d. Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai flu burung dan langkah - langkah yang perlu dilakukan untuk mengurangi penyebarannya. Berikan asuhan / perawatan segera apabila timbul gejala.
6. Melaporkan adanya kasus kepada tim infeksi flu burung
7. Pindahkan pasien keruang isolasi bila ruang ini terpisah dari ruang triase
8. Walaupun tangan tidak tampak kotor, petugas tetap harus menggunakan antiseptik tangan sebelum melepas masker.
Setelah transfer
1) Lap dan bersihkan semua permukaan yang mungkin telah tersentuh pasien dengan larutan klorin 0,5%.
2) Gunakan sarung tangan rumah tangga ( utility gloves ) untuk melindungi tangan pada waktu melakukan pembersihan.
2. Prosedur Transfer Pasien
Transfer kasus flu burung atau probable flu burung hendaknya :
¨ Tidak menggunakan kendaraan umum untuk memindahkan pasien kasus flu burung apalagi probable flu burung
¨ Sebaiknya gunakan ambulans
¨ Sebagai alternatif, dapat menggunakan kendaraan pribadi
Unit pelayanan kesehatan tersebut harus menjamin bahwa hal - hal berikut terpenuhi :
¨ Menunjuk Tim Transfer kasus flu burung ( supir dan paramedik ) Rumah Sakit
¨ Orientasi mengenai kewaspadaan standar kepada tim ambulance ( tim transfer kasus flu burung + petugas maintenance + petugas kebersihan )
¨ Protap yang jelas tentang sebelum dan sesudah transfer kasus suspek flu burung
¨ Protap untuk pengawasan dan kepatuhan
¨ Persiapan dibawah ini berlaku untuk penanganan kasus suspek flu burung. Bagi kasus probable flu burung perlu ditambah dengan Alat Perlindungan Perorangan yang lengkap.
Persiapan sebelum transfer
¨ Koordinasi dungeon Tim flu burung
¨ Periksa dokumen transfer dan verifikasi petunjuk khusus yang ada
¨ Periksa ketersediaan antiseptik tangan ( campuran alkohol 60 - 90% dungeon gliserin )
¨ Periksa kerapatan tubuh wadah / tempat pembuangan sampah yang terkontaminasi
¨ Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dungeon handuk, atau dengan antiseptik tangan
¨ Pakai perlengkapan pelindung pribadi / Barier Protektif ( Masker / Respiratio dan sarung tangan bersih )
¨ Periksa apakah pasien dan pendampingnya memakai masker / resirator
Setelah transfer
¨ Ada 2 pilihan :
§ Setelah serah terima pasien, semua peralatan yang digunakan diserahkan ke RS rujukan untuk dilakukan proses dekontaminasi selanjutnya.
Ambulans dibersihkan pada saat ditempat RS rujukan dan kembali ke institusi awal dalam keadaan sudah didekontaminasi.
§ Semua peralatan dibawa kembali ke institusi awal, dalam hal ini selalu proses dekontaminasi harus dilakukan di institusi asal.
¨ Proses melepaskan peralatan :
§ Lepas sarung tangan dan langsung dibuang kedalam wadah untuk sampah / limbah terkontaminasi
§ Lepas masker / respirator dengan hati - hati tanpa menyentuh mulut, mata, atau hidung kemudian langsung dibuang ke dalam wadah / tempat untuk limbah / sampah terkontaminasi
§ Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian dikeringkan dengan handuk, dan gunakan antiseptik tangan sebagai pengganti cuci tangan.
¨ Proses dekontaminasi ambulans
§ Buang sampah / limbah yang terkontaminasi ke dalam tempat yang sudah disediakan
§ Bersihkan semua permukaan datar bagian dalam maupun luar kendaraan dengan larutan klorin 0,5% sebelum kembali ke unit pelayanan kesehatan asal
Dalam hal terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, beritahu dan ajari pengemudi / pemilik kendaraan untuk memperhatikan kewaspadaan standar selama tahap transfer sesuai ketentuan diatas.